Upaya Pemkot Surabaya, Jawa Timur untuk menjadikan Kota Pahlawan
bersih dari prostitusi mendapat dukungan dari para ulama. Selain
didukung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan Pemprov Jawa
Timur, pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur juga telah
menyatakan dukungannya.
Mendapat dukungan dari berbagai pihak,
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seperti mendapat suntikan moral, yang
menjadikan dia semakin gencar memberantas kemaksiatan di Kota Pahlawan.
Targetnya, sebelum bulan Ramadan 2014, Gang Dolly sudah harus tutup.
Dukungan
PWNU Jawa Timur ini sempat dilontarkan, Kepala Dinas Sosial (Dinsos)
Kota Surabaya, Supomo dalam konfrensi persnya di balai kota, Senin
(9/12).
"Minggu lalu, tepatnya hari Senin tanggal 2 Desember lalu, PWNU Jatim
telah menyatakan dukungannya. Mereka datang menemui Bu Wali (Tri
Rismaharini) untuk menyampaikan dukungannya," ungkap Supomo.
Dikatakan
Supomo, PWNU juga telah menyatakan siap, memberi suport pasca-penutupan
lokalisasi Gang Dolly. "Tentu ini merupakan hal yang sangat baik.
Karena upaya kita didukung oleh para kiai juga," kata Supomo senang.
Sementara
itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah yang sempat
menemui Tri Rismaharini mengatakan, dukungan yang diberikan pihaknya
kepada Pemkot Surabaya, adalah menyampaikan amanah dari para kiai di
Jawa Timur.
"Maksud kunjungan kita itu untuk menyampaikan amanat
para kyai yang mendukung penutupan lokalisasi di Surabaya. PWNU siap
memberikan dukungan tertulis yang melibatkan seluruh pengurus NU, mulai
dari pengurus wilayah hingga level anak ranting," beber Kiai Mutawakkil.
Selain
itu, dikatakan Kiai Mutawakkil, bentuk suport PWNU Jawa Timur juga
tertuang dalam tindakan pasca-penutupan. "PWNU sudah menyiapkan program
pendampingan perubahan perilaku, selain pengembangan skill dan sejumlah
kegiatan lain sebagai bentuk tindak lanjut setelah penutupan lokalisasi.
Sebenarnya, penutupan ini merupakan keinginan lama yang baru
terealisasi saat kepemimpinan Ibu Risma."
Oleh karena itu, lanjut
dia, kami akan mendukung total langkah Pemkot Surabaya ini. "NU juga
siap bekerja sama dengan aparat keamanan bilamana dibutuhkan," janji
sang kiai.
Sedangkan Tri Rismaharini sendiri mengatakan, menutup
lokalisasi Gang Dolly, yang diyakini banyak kalangan sulit dilakukan,
menurut dia bukan perkara sulit. Namun, yang perlu mendapat perhatian
lebih dari Pemkot adalah pengkondisian pasca-penutupan.
"Kalau
sekadar menutup saja, sekarang pun bisa. Tapi masalahnya, kami harus
menyiapkan tindakan pasca-penutupan. Pengkondisian itu yang jauh lebih
berat karena sangat menentukan keberlanjutan kawasan tersebut," aku
perempuan kelahiran Kediri tersebut.
Dan Risma menjanjikan,
sebelum bulan Ramadhan tahun 2014, seluruh lokalisasi di Surabaya,
termasuk Gang Dolly sudah harus rata dengan tanah.