Wednesday, July 9, 2014
SBY: Rakyat Indonesia Harus Menjadi Benteng atas Potensi Konflik
BOGOR, KOMPAS.com —Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat Indonesia untuk menjaga ketertiban dan keamanan Tanah Air pasca-perbedaan hasil hitung cepat pemenang Pemilu Presiden 2014. SBY berharap agar tidak ada kekerasan yang timbul dari perbedaan itu.
"Kepada rakyat Indonesia, saya minta juga ikut menjaga situasi aman dan tenteram di negeri tercinta ini. Saya sangat berharap Saudara-saudara menjadi benteng agar kita bisa hadapi situasi seperti ini agar bisa menahan diri sehingga tidak ada apa pun yang tidak kita inginkan terjadi, seperti bentrokan, kekerasan horizontal, ataupun kekerasan yang mengganggu ketertiban," kata Presiden SBY dalam jumpa pers di di Cikeas, Rabu (9/7/2014).
SBY juga menginstruksikan ke jajaran TNI/Polri untuk menjaga situasi aman dan damai. SBY menilai, semua pihak seharusnya menunggu terlebih dulu hasil perhitungan resmi yang akan dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jangan cederai pemilu yang berjalan demokratis," ujar SBY.
Hasil hitung cepat sementara yang digelar Litbang Kompas terhadap pemilu presiden, Rabu (9/7/2014), menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Berdasarkan data sampel yang masuk sebesar 95,85 persen, Jokowi-JK memperoleh 52,37 persen dan Prabowo-Hatta sebesar 47,63 persen. Namun, hasil ini berbeda dengan lembaga survei lainnya, seperti Jaringan Survei Indonesia (JSI), Puskaptis, dan Lembaga Survei Nusantara (LSN) yang menjadi rujukan kubu Prabowo-Hatta. Di dalam hasil hitung cepat tiga lembaga itu, Prabowo-Hatta unggul.
Kendati belum ada pengumuman resmi dari KPU, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah mendeklarasikan kemenangan bagi kubu Jokowi-JK. Di sisi lain, Prabowo sujud syukur dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah memilihnya sebagai presiden Indonesia selanjutnya.