Pasca seranag Israel ke Gaza, makaa pada tanggal 11 July 2014, saya
membuat posting berjudul "Koleksi Mukjizat Allah di Bumi Palestine" di
blog www.tarbiyyaty.blogspot.com.
Namun, sentah apa yang terjadi, satu hari setelahnya, blog tersebut
langsung dihapus oleh pihak Google. Saya sudah mengajukan banding untuk
membuka kembali blog tersebut. Meski sampai detik ini blog tersebut
belum juga dibuka.
Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel
sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu. Suatu hari di
penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang
berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al
Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel. Seluruh anggota
keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak
laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan
(25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu
menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju
hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga
laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut,
setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam
memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan
dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!” Cerita
lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin
al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain”
yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok
pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas
atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana.
Saya cuma sopir ambulan.” Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya,
“Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok
mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang
berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia
miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah
mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam
di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al
Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam
dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam
Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah
menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan
Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah
ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah
besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat
saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang
memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan
bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi,
sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara
“Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat
maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak
tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang
mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena
tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu,
sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid
memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati
ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru
meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur.
Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus
diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan
selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang
disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs
alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid,
salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak
ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang
bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan
asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar
kecuali dari bebatuan dan pasir.” Cerita mengenai “pasukan tidak
dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam
yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari
serangan Israel. Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis.
“Kenapa kalian menangis?” tanyanya. “Kami menangis bukan karena khawatir
keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan
kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur
memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,”
jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang
“serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina
atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal
serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik
Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam
pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada
di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan
menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata
anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang
mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak
diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami
berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang.
Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs
Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais,
sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking,
yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di
tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang
beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin
itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing,
sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala
sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah
malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman.
Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan
Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para
mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak
bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan
berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami
diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah
dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu,
si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam.
Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya
beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu
beranjak pergi.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini
bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah
sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika
mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang
tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal
menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan
mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku
kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang
rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya
saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al
Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti
berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan
doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu
Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah
menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu
hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi
mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh
apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa
mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang
kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka
berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami
kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip
Islam Online (15/1/2009).