Powered by Blogger.

Wednesday, May 8, 2013

10 Film Horor Jadul Indonesia Paling Seram


10 Film Horor Jadul Indonesia Paling Seram

10 Film Horor Jadul Indonesia Paling Seram - film film horror Indonesia jaman dulu seperti kita ketahui sendiri memilik atmosfir horror yang sangat kental. Nah maka dari itu disini ane posting 10 Film Horor Jadul Indonesia Paling Seram  : 

1. Pengabdi Setan
Pengabdi Setan (Internasional: Satan’s Slave) adalah sebuah film horor tahun 1980 dari Indonesia yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Film ini sangat terkenal pada masanya bahkan sampai di dunia internasional, dirilis dalam berbagai format seperti VHS dan kemudian DVD di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Bercerita tentang Sebuah keluarga kaya yang jauh dari agama mendapat musibah ketika sang Ibu wafat. Sang Ibu meninggalkan seorang ayah bernama Hendarto yang hanya peduli kehidupan bisnis, serta satu putra yang pendiam bernama Tomi dan putri bernama Rita yang kecanduan pesta, bersama mereka ada satu pembantu bernama Pak Karto (HIM Damsyik) yang taat agama dan sudah sakit-sakitan. Pada malam pertama setelah kematian sang Ibu, Tomi menjumpai Ibunya kendati tidak berbincang. Keesokan harinya, dari saran temannya Tomi menyambangi seorang peramal yang berkata bahwa seluruh keluarganya terancam bahaya yang sangat besar dan akan menewaskan mereka semua. Lalu sang peramal menyarankannya untuk memperkuat diri dengan ilmu hitam.

Sejak itu Tomi menjadi aneh dan pendiam karena ia berkonsentrasi mendalami ilmu hitam. Pacar Rita, Herman, mengatakan bahwa 40 hari sesudah kematian orang, orang tersebut masih berada di sekitar rumahnya. Seorang pengurus rumah dikirim dari kenalan sang ayah bernama Darminah. Rita mulai mendapati dirinya ketakutan karena melihat sesosok kuntilanak, sementara Herman berkata bahwa Darminah bukanlah orang baik-baik dan akan membicarakannya besok saat akan pergi ke rumah seorang dukun. Lalu, Pak Karto yang mulai sering kambuh mencium kelakuan Darminah yang aneh dan mencurigakan. Tomi, dinasehati seorang pria di toko buku untuk memulai melaksanakan salat. Saat ia ingin melakukannya, sesosok kuntilanak menghampirinya dan berkata kepadanya untuk menghentikan hal tersebut. Malam yang sama, Pak Karto yang sedang berjaga terkunci di sebuah gudang dan paginya ditemukan Tomi, mayatnya digantung. Pada siangnya, Herman yang baru pergi dari suatu tempat nyaris menabrak seorang wanita dan membuat dirinya tertabrak truk. Wanita yang nyaris ditabrak adalah Darminah. Malamnya, Toni dan Rita berbincang, sepakat bahwa hantu yang berada di rumah mereka harus dihilangkan.

2. Malam Satu Suro

Malam Satu Suro adalah film horor Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra dan dibintangi oleh Suzanna dan Fendy Pradana. Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang hantu sundel bolong sebagai tokoh antagonis seperti umumnya di perfilman nusantara kala itu, namun sebagai tokoh utama / protagonis. Film ini didistribusikan oleh Soraya Intercine Films.

Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud sundel bolong dibangkitkan dari kuburannya oleh Ki Rengga, seorang dukun Jawa sakti untuk dijadikan anak angkatnya. Dukun Jawa itu berkata: “Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.” (“Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku”). Dia kemudian menancapkan paku keramat ke kepala Suketi (Suzanna), arwah penasaran tersebut, merapal mantera guna berbahasa Jawa dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari Jakarta sedang berburu kelinci di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto (Fendi Pradana), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, namun dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, namun akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada “Malam satu Suro” (Tanggal 1 Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa) di tengah Alas Roban (“Hutan Roban”) tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan pengantin tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuna yang diiringi tari-tarian peri.

Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari Joni, seorang pengusaha licik menawarkan perjanjian bisnis di kantor Bardo, namun ditolak karena taktiknya yang kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo. Joni datang ke Mak Talo, seorang dukun lain, dan mengetahui bahwa istri bardo dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan Joni mendatangi rumah Bardo dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi berubah menjadi Sundel Bolong kembali. Malamnya Bardo yang kebingungan menemui mertuanya di Alas Roban dan mengetahui latar belakang Suketi yang sesungguhnya. Suketi dulunya adalah seorang wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil, arwahnya tidak beristirahat dengan tenang dan menjelma menjadi hantu Sundel Bolong yang penuh dendam. Setelah membalas dendam, dia kemudian dibangkitkan kembali oleh Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya.

3. Bayi Ajaib
 
Tambang intan di sebuah desa, merupakan sumber persaingan keras antara Kosim (Muni Cader) dan Dorman (WD Mochtar), yang mula-mula mengetahuinya. Mereka berambisi untuk memenangkan kedudukan sebagai lurah yang kebetulan akan dilaksanakan. Dorman yang punya darah Portugis, punya keyakinan bahwa arwah Alberto Domenique, nenek moyangnya yang dikubur di daerah itu akan membantu ambisinya. Sedang Kosim yang merasa banyak harta membagi uangnya kepada penduduk untuk mendapat simpati. Padahal Sumi (Rina Hassim), istrinya, sedang mengandung. Dalam sebuah pemeriksaan dukun kampung (Wolly Sutinah), kandungan dinyatakan ada keganjilan. Sumi pun pernah terperosok di kuburan Alberto Domenique. Maka ketika bayi itu lahir ada keanehan, punya daya sorot mata yang serba ajaib. Juga keanehan-keanehan yang lain. Kelahiran bayi ajaib itu secara langsung atau tidak telah menyebabkan kegagalan Kosim dan Dorman, karena kemudian yang terpilih menjadi lurah adalah Pak Saleh. Sedang anak ajaib tadi dapat disembuhkan oleh sesepuh desa (Husin Lubis), karena memang kemasukan roh jahat.

4. Cincin Berdarah
Cincin Berdarah adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh SA Karim. Film ini dibintangi antara lain oleh Grace Simon dan Muni Cader. Darsih tak perduli sudah punya anak dan suami. Ia main selingkuh dengan Kosim tetangganya. Marni adik Kosim mempunyai sebuah cincin yang ternyata membawa petaka. Mula-mula bayi Darsih mati digigit tikus, kemudian tanpa sengaja Marni memergoki Darsih bersama dengan Kosim. Takut rahasianya terbongkar, maka Marni dibunuh.

Cincinnya diambil oleh yang memandikan mayat yang ingin menyimpan rahasia. Sejak itu setiap pemilik cincin Marni selalu mendapat petaka. Puncaknya arwah Marni mendatangi Darsih yang meminta Kosim tidur di rumahnya. Darsih mati ketakutan sedangkan Kosim mati digigit ular kobra.

5. Bisikan Arwah
 
Bisikan Arwah adalah film horor Indonesia tahun 1988 dengan disutradarai oleh Jopi Burnama dan dibintangi oleh Nina Karina dan Yoseph Hungan.Melihat ular aneh, Iwan (Yoseph Hungan) sangat ingin memiliki kulitnya. Belum sampai ditangkap,diketahui bahwa ular tadi adalah jelmaan arwah Parta (Muhammad Yusuf) yang dibunuh penduduk karena mengganggu Eka (Putri Salbiah), gadis desa yang memang genit. Untuk membalas dendamnya, arwah Parta menggunakan Iwan sebagai medianya. Pembunuhan misterius menggelisahkan masyarakat desa itu. Melalui seorang ulama (Pitraja Burnama)diketahui bahwa Parta yang buruk rupa menginginkan Eka, tapi karena selalu dihina lalu bertapa dan mendapat bantuan Ratu Ular dengan syarat tak boleh kawin. Parta berhasil memacari Eka dan membunuhnya. Mira (Nia Karina)istri Iwan, ikut gelisah,ingin membongkar misteri ini.

Waktu ayah Mira, Suparja (Rachmat Hidayat) sakit keras disembuhkan oleh dukun Mbah Rejo (Joes Terpase) yang berjanji menemukan siapa manusia ular yang membuat resah hanya untuk menggagahi Mira. Iwan cepat datang dan menggagalkan usaha Rejo. Penduduk yang semula mencurigai Rejo, kini beralih ke Suparja, karena saat ular mengamuk melawan semua penduduk desa Supardja tidak ada di rumah. Saat keadaannya kritis, datang bapak Ajengan, dukun aliran putih, yang berhasil mengalahkan Parta dan membebaskan Iwan dari belenggunya. Parta kembali dikuburkan secara baik-baik.

6. Lukisan Berlumur Darah
Dua penjahat merampok rumah Diarsi (Yurike Prastica). Suaminya dibunuh. Pembantunya, Yunan (Piet Pagau) terluka, tapi Diarsi berhasil membunuh dua perampok itu dan entah kenapa tak lapor polisi dan memilih menguburkan mayatnya diam-diam di bawah pohon beringin depan rumah dan kamar mandinya. Agus (Dharma Harun), guru SMA dan istrinya, Hanna (Tiara Jaquelina) membeli rumah tua terbengkalai yang agaknya ditinggalkan pemiliknya dari seorang makelar. Malam hari beringin di depan rumah itu tercerabut dan tampak tulang belulang manusia. Polisi mencari pemilik rumah sebelumnya yang tak diketahui tempat tinggalnya lagi. Hanna jatuh cinta pada lukisan wanita yang rusak pada saat peristiwa perampokan, dan memperbaikinya. Hanna jadi sering mimpi seperti melihat peristiwa yang terjadi di rumah itu. Agus juga sering diganggu mimpi tapi kemudian hilang berkat dia bersembahyang sesuai petunjuk ulama. Hanna yang tak bersembahyang sering kerasukan roh Diarsi, yang dalam mimpi Hanna ketahuan dibunuh oleh Yunan. Tampaknya Yunan dan Diarsi lalu berumahtangga. Roh Diarsi ini ingin membalas dendam. Maka sekali waktu Hanna tanpa sadar membunuh murid Agus. Luka di dada murid itu membuat Agus kaget, karena tepat seperti dalam mimpinya. Puncaknya Hanna tanpa sadar akan membunuh Agus. Untung Yunan yang selama ini hanya mengintip-intip saja, datang dan melerai. Ia tahu roh Diarsi merasuki Hanna. Dengan mengalungkan tasbih ke leher Hanna, roh Diarsi pergi. Yunan dianiaya. Atas petunjuk ulama lagi yang bergegas datang, lukisan dibakar oleh Hanna. Roh menghilang.

7. Ratu Ilmu Hitam
 
Ratu Ilmu Hitam adalah film horor Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Suzanna dan Alan Nuari.Film ini mendapatkan nominasi untuk aktris terbaik (Suzanna), pemeran pembantu terbaik (W.D. Mochtar), penyunting terbaik, penata artistik terbaik, dan sinematografi terbaik dalam Festival Film Indonesia 1982.

Suasana meriah pernikahan Baedah dan Kohar tiba-tiba kacau. Pengantin putri histeris ketakutan, Reog yang ditanggap mengamuk. Atas inisiatif para tetua, dipanggil dukun untuk mengatasi kekacauan itu. Dukun mengatakan bahwa yang membuat guna-guna ada di barat. Pernyataan ini membuat Kohar berprasangka pada Murni, bekas pacarnya. Bersama penduduk lain rumah Murni dibakar, dan Murni dibuang ke jurang. Murni diselamatkan dukun teluh Gendon, yang sebenarnya jadi sumber onar. Murni yang pernah dinodai Kohar, dibujuk untuk balas dendam. Keadaan desa makin parah, sampai datang seorang pemuda taat beragama yang sudah lama mencari adiknya. Pemuda itu adalah kakak Murni.

8. Dendam Jumat Kliwon
Sepasang suami-istri (Arthur Tobing, Joice Erna) dibunuh perampok yang menjarah rumah mereka. Suami-istri tadi jadi hantu yang mengganggu para perampok dan keluarganya. Mula-mula ayah dan mertua perampok dibunuh. Lalu para perampok yang merupakan anak dan menantu ayah yang terbunuh tadi. Semua peristiwa selalu di malam Jumat Kliwon. Dengan bantuan Brata (Syamsuri Kaempuan), seorang pandai, kedua muridnya dan petunjuk gurunya (BZ Kadaryono), teror ini bisa diatasi.

9. Sundel Bolong
 
Sundel Bolong adalah film horor dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra dan diperankan oleh Suzanna dan Barry Prima. Film ini adalah film pertama yang diangkat berdasarkan mitos / legenda rakyat sundel bolong dan dianggap sebagai film yang telah memopulerkan mitos tersebut. Dengan semboyan film “Cantik… menggairahkan… tak kenal ampun!”, film ini didistribusikan oleh Rapi Films.

Film horor ini adalah film bertemakan sundel bolong yang pertama dalam serial film sundel bolong yang disutradarai Sisworo Gautama Putra yang sebelumnya telah dikenal luas kepiawaiannya dengan filmnya Primitif (1978) dan Pengabdi Setan (1980) yang terkenal secara internasional.

Bercerita tentang Alisa (Suzanna) adalah seorang mantan pekerja seks di bawah seorang “Mami” (germo). Hidupnya berubah total setelah dinikahi oleh Hendarto (Barry Prima). Suatu hari seorang pengusaha butik bernama Rudi mengajak Alisa bekerja di toko butiknya. Alisa diminta memperagakan pakaian-pakaian yang ada di butik Rudi. Melihat kecantikan Alisa, Rudi tergoda, namun Alisa menolak dengan halus. Kejadian itu membuat Rudi marah dan merancanakan niat jahat. Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa. Dengan perasaan hancur Alisa dapat kembali ke rumahnya. Setiap hari Alisa merenungi nasibnya. Bi Ijah pun maklum atas apa yang dialami Alisa. Alisa meminta pendapat dokter mengenai tindakan yang harus dijalaninya. Dokter memberikan saran baik buruknya mengenai dilakukannya pengguguran kandungan. Alisa mendapat kabar dari suaminya yan akan pulang. Alisa bingung menghadapi masalahnya. Alisa merasa berdosa dan karena putus asa akhirnya Alisa bunuh diri di kamar mandi.

Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin membalas dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu persatu orang suruhan Rudi yang merusak kehidupan Alisa menemui ajalnya dengan keji namun misterius. Kematian mereka selalu disertai setelah pertemuan dengan seorang wanita cantik yang mengaku bernama Shinta, percumbuan dan berakhir pada kematian si pria. Selain membalas dendam, arwah Alisa juga kerap mengganggu penduduk-penduduk sekitar kuburannya dengan cara yang seram namun lucu, di antaranya dalam sebuah adegan terkenal perjumpaan tukang soto dan tukang sate dengan Sundel Bolong Alisa di tengah malam.

10. Dukun Lintah
Hany (Susanna Caecilia) dan Nurdin (Alex Kembar) sudah lama berpacaran, tapi tidak disetujui oleh ayah Hany, Rustam (A.Hamid Arief). Rustam ingin menjodohkan Hany dengan anak teman usahanya, Hendra (Hendra Cipta), karena Rustam mempunyai sejumlah hutang pada ayah Hendra, Hidayat(S.Bono). Hendra berusaha mendekati Hany dengan berbagai cara, termasuk hipnotis, tetapi Hany tetap menolak. Dengan restu ibunya, Hany resmi menikah dengan Nurdin. Hendra nekat pergi ke dukun Lintah (AN Alcaf) membuat Nurdin terkena ilmu hitam dan sakit yang tak dapat diobati dokter. Nurdin dibawa ke dukun Mak Ondong (Wolly Sutinah)justru menjadi parah. Penyakit Nurdin, seperti sakit anjing gila itu menular kepada Hany. Selain itu penyakit dengan ciri lintah menular pada penduduk kampung. Keadaan ini membuat marah penduduk, dan saat orangtua Hany datang menjenguk hendak dikeroyok penduduk desa. Malapetaka ini berakhir berkat bantuan doa ulama Ibrahim (Husin Lubis), yang mnegetahui siapa pembuat ilmu hitam ini. Hendra tewas, ketika meloloskan diri. Nurdin dan Hany pun lalu sembuh, sedang Rustam mengakui kesalahannya memaksa Hany untuk kawin dengan Hendra.

Nah, itulah 10 Film Horor Jadul Indonesia Paling Seram semoga menambah wawasan anda.

author
SAIFUL ANWAR
Owner Autopostbisnis.com - SMS/WA: 081233719846